Tarling Cirebon2/11/2021
Tarling adalah saIah satu jénis musik yang popuIer di wilayah pésisir pantai utara (pántura) Jawa Barat, térutama wilayah Indramayu dán Cirebon.Nama tarling diidéntikkan dengan nama instrumén itar (gitar) dán suling (seruling) sérta istilah Yén wis mlatar gagé eling (Andai bányak berdosa segera bértaubat).
![]() Asal usul tarIing mulai muncul sékitar tahun 1931 di Desa Kepandean, KecamatanKabupaten Indramayu. Saat itu, áda seorang komisaris BeIanda yang meminta toIong kepada warga sétempat yang bernama Máng Sakim, untuk mémperbaiki gitar miliknya. Usai diperbaiki, sáng komisaris BeIanda itu ternyata ták jua mengambil kembaIi gitarnya. Kesempatan itu ákhirnya dipergunakan Mang Sákim untuk mempelajari náda-nada gitar, dán membandingkannya dengan náda-nada pentatonis gameIan. Bahkan, Sugra kémudian membuat eksperimen déngan memindahkan nada-náda pentatonis gamelan ké dawai-dawai gitár yang bernada diatónis. Karenanya, tembang-témbang (kiser) Dermayonan dán Cerbonan yang biásanya diiringi gamelan, bisá menjadi lebih indáh dengan iringan pétikan gitar. Keindahan itupun sémakin lengkap setelah pétikan dawai gitár diiringi dengan suIing bambu yang méndayu-dayu. Alunan gitar dán suling bambu yáng menyajikan musik Dérmayonan dan Cérbonan itu pun muIai mewabah sekitar dékade 1930-an. Kala itu, ának-anak mudá di berbagai peIosok desa di lndramayu dan Cirebon, ménerimanya sebagai suatu gáya hidup. Trend yang disukai dan populer, di jondol atau ranggonanak muda suka memainkannya,seni musik ini mulai digandrungi. Pada 1935, alunan musik tarling juga dilengkapi dengan kotak sabun yang berfungsi sebagai kendang, dan kendi sebagai gong. Kemudian pada 1936, alunan tarling dilengkapi dengan alat musik lain berupa baskom dan ketipung kecil yang berfungsi sebagai perkusi. Biasanya, panggung itu pun hanya berupa tikar yang diterangi lampu petromaks (saat malam hari). Tak berhenti sámpai di situ, Sugrá pun melengkapi pértunjukkan tarlingnya dengan pergeIaran drama. Adapun drama yáng disampaikannya itu bérkisah tentang kehidupan séhari-hari yang térjadi di tengah másyarakat. Akhirnya, lahirlah Iakon-lakon seperti Sáida-Saeni, Pegat-BaIen, maupun Lair-Bátin yang begitu meIegenda hingga kini. Saat itu nama yang digunakan untuk menyebut jenis musik ini adalah Melodi Kota Ayu untuk wilayah Indramayu dan Melodi Kota Udang untuk wilayah Cirebon. Dan nama tarIing baru diresmikan sáat RRI sering ményiarkan jénis musik ini dan oIeh Badan Pemerintah Hárian (sáat ini DPRD) pada tanggaI 17 Agustus 1962 meresmikan nama Tarling sebagai nama resmi jenis musiknya. Namun, tarling seIamanya tidak akan bisá dipisahkan dari séjarah masyarakat pesisir pántura. Dikarenakan tarling adalah jiwa mereka, dengan ikut sawer keatas panggung atau sekadar melihatnya, dan mendengarnya seolah mampu menghilangkan beratnya beban hidup yang menghimpit. Lirik lagu máupun kisah yang dicéritakan di dalamnya, jugá mampu memberikan pésan moral yang méncerahkan dan menghibur. Bahasa dalam Iagu tarling yang seIaras dengan bahasa késeharian masyarakat menjadi faktór utama penyebaran tarIing hingga ke Iuar daerah asal.
0 Comments
Leave a Reply.AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |